Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Lumut (Bryophyta) Dan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan yang ada di alam, jikalau dikelompokkan menurut ada tidaknya pembuluh maka flora ada yang mempunyai pembuluh, ada pula flora yang tidak mempunyai pembuluh. Tumbuhan yang mempunyai pembuluh contohnya kelompok flora paku dan flora berbiji. Sedangkan flora tidak mempunyai pembuluh yaitu kelompok lumut. 

Bagaimana cara membedakan lumut dan paku?

Sebenarnya, sangat gampang cara membedakan lumut dan paku. Lumut berukuran kecil, sedangkan paku sanggup tumbuh menjadi besar. Lumut dan paku biasanya tumbuh di daerah yang lembap, dan keduanya berkembang biak dengan spora.

Dilihat dari struktur tubuhnya, lumut termasuk ke dalam kelompok peralihan antara flora bertalus dan berkormus. Tumbuhan talus (Thallophyta) merupakan flora yang tidak sanggup dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tumbuhan talus ini agak sulit dibedakan organ-organ tubuhnya. Tumbuhan mirip ini contohnya alga/ganggang. Sedangkan flora berkormus (Cormophyta) merupakan flora yang sanggup dibedakan antara akar, batang, dan daun. Organ-organ pada kelompok flora ini sanggup dibedakan dengan jelas. Kelompok flora berkormus contohnya flora paku dan flora biji. Jika flora paku digolongkan kedalam flora berkormus, maka lumut digolongkan kedalam kelompok peralihan flora talus dan flora kormus. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan tumbuuhan lumut tidak sanggup dibedakan antara akar, batang, dan daun secara jelas. Artinya, organ-organ yang dimiliki oleh lumut hanya mirip saja. Misalnya organ mirip akar, organ mirip batang, dan organ mirip daun. Bentuk tubuhnya pun hanya berupa talus. 

Seorang siswa sedang mengamati flora lumut di lingkungan sekolah

Baik flora lumut maupun flora paku, sama-sama mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). Lumut dan paku selama dalam hidupnya mempunyai dua fase, yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Gametofit merupakan fase yang menghasilkan gamet, sedangkan fase sporofit ialah fase yang menghasilkan spora. Gametofit dan sporofit pada lumut dan paku berbeda. Gametofit pada lumut berumur lebih panjang (dominan) dibanding sporofit. Sedangkan pada flora paku, fase dominannya yaitu sporofit. 

Tumbuhan lumut yang biasa kita lihat sehari-hari, itu merupakan fase gametofit dan kemungkinan melekat sporofitnya. Sporofit pada flora lumut bermacam-macam. Sporofit ini menghasilkan spora, dan biasanya akan lepas dari gametofit. Sehingga sporofit umurnya lebih pendek daripada gametofit. Sedangkan pada flora paku, sporofitnya yaitu flora paku itu sendiri yang biasa kita sehari-hari. Sporofit pada flora paku umurnya lebih usang atau secara umum dikuasai daripada gametofit. Spora pada paku terletak pada daun. Ada yang di kepingan belakang daun, di ujung daun, atau pun ada yang berkumpul di ujung batang membentuk sebuah strobilus. 

Metagenesis Lumut dan Paku

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lumut dan paku sanggup mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). 

Pergiliran keturunan pada lumut diawali dari spora yang dihasilkan oleh lumut. Spora yang dihasilkan oleh lumut, jikalau jatuh di daerah yang sesuai atau cocok maka spora tersebut akan tumbuh menjadi protonema. Protenoma ini kemudian bermetamorfosis flora lumut (fase gametofit). Tumbuhan lumut sanggup menghasilkan atau membentuk alat kelamin untuk perkembangbiakan secara generatif. Alat kelamin jantan dinamakan anteridium dan alat kelamin betina dinamakan arkegonium. Anteridium akan menghasilkan sperma, begitu pula arkegonium menghasilkan sel telur atau ovum. Kedua sel ini menyatu (fertilisasi) membentuk zigot (2n). Zigot kemudian bermetamorfosis sporogonium kemudian sporangium. Sporangium ini tergolong kedalam fase sporofit, lantaran menghasilkan spora. Spora tersimpan dalam kotak spora yang dinamakan sporangium. Spora ini jikalau sudah matang maka akan lepas dan keluar dengan derma angin. Jika jatuh di daerah yang cocok maka akan tumbuh menjadi protonema, dan seterusnya. 



Sumber http://buntiris.blogspot.com/