Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahap-Tahap Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)

Proses pembentukan tulang disebut osifikasi. Matriks tulang yang keras menciptakan tulang tidak sanggup dibuat secara interstisial (dari dalam) menyerupai yang terjadi pada kartilago, tetapi sanggup terjadi melalui penggantian jaringan yang sudah ada. Ada dua cara pembentukan tulang, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondrial (intrakartilago).

 Proses pembentukan tulang disebut osifikasi Tahap-tahap Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)

Osifikasi Intramembranosa
Osifikasi intramembranosa yaitu proses pembentukan tulang secara eksklusif (osifikasi primer) dengan cara mengganti jaringan penyambung padat dengan simpanan garam-garam kalsium untuk membentuk tulang. Pembentukan tulang dengan cara tersebut tidak akan terulang lagi. Osifikasi primer banyak terjadi pada tulang pipih penyusun tengkorak. Proses ini berlangsung pada ahad ke – 8 masa kehidupan janin.

Pada awalnya, kelompok sel mesenkim yang berbentuk bintang berdiferensiasi menjadi osteoblas. Osteoblas kemudian menyekresikan matrik organik yang belum mengapur (osteoid). Massa osteoid mengalami kalsifikasi (pengapuran) melalui pengendapan garam-garam tulang. Di sekeliling osteoblas, akan terbentuk lakuna dan kanalikuli. Aktivitas osteoblas, akan membentuk lapisan-lapisan matriks sehingga tulang menjadi semakin tebal dan osteoblas menjadi terpendam di dalam matriks. Osteoblas yang terpendam di dalam matriks disebut osteosit (sel tulang).  Osteosit menjadi terisolasi di dalam lakuna dan tidak lagi menyekresikan zat intraseluler.

Di beberapa sentra osifikasi, pada awalnya, tulang terdiri atas trabekula yang berongga-rongga, kemudian di antara trabekula tersebut terisi oleh tulang lamelar konsentris sehingga menjadi tulang kompak. Namun, ada yang tetap menjadi tulang spons dengan rongga sumsum berisi jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Di sekeliling tulang yang sedang tumbuh, terdapat jaringan ikat yang akan tumbuh menjadi periosteum.

Osifikasi Endokondrial (Intrakartilago)
Osifikasi endokondrial yaitu proses ketika tulang rawan  digantikan oleh tulang keras. Osifikasi endokondrial terjadi pada tulang pipa, mengakibatkan tulang tumbuh menjadi semakin panjang. Rangka embrio tersusun dari tulang rawan hialin yang terbungkus perikondrium. Proses osifikasi dimulai  semenjak perkembangan embrio, beberapa tulang pendek memulai proses osifikasinya sehabis kelahiran. Seluruh tulang  rawan pada belum dewasa akan digantikan oleh tulang  keras sehingga berusia 18 – 25 tahun. Diafisis dan epifisis akan menyatu dikala pertumbuhan tulang berhenti.

Pusat osifikasi primer tebentuk di bab diafisis tulang panjang. Perikondrium yang melingkari bab pertengahan diafisis menambah jumlah pembuluh darahnya sehingga bersifat osteogenik. Sel-sel kartilago (kondrosit) melaksanakan proliferasi sehingga jumlahnya semakin meningkat, ukuran sel semakin membesar, dan bermetamorfosis osteoblas. Matriks kartilago mulai mengalami pengapuran (kalsifikasi) melalui  proses pengendapan  kalsium fosfat. Perikondrium yang mengelilingi diafisis bermetamorfosis periosteum, kemudian tampak cincin atau tulang periosteum yang mengelilingi bab tengah  diafisis tulang rawan.

Kondrosit yang nutrisinya terpupus oleh kerah tulang dan matriks yang mengapur akan berdegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks kartilago. Berkas jaringan ikat dan pembuluh darah masuk ke bab matriks tulang rawan yang berongga-rongga, disebut kuncup periosteum. Sebagian sel jaringan ikat embrional tersebut berkembang menjadi osteoblas. Kuncup periosteum yang mengandung osteoblas masuk ke dalam spikula kartilago yang mengapur melalui ruang yang dibuat oleh osteoklas (sel penghancur tulang). Osteoblas kemudian meletakkan zat-zat tulangnya pada spikula kartilago yang mengapur (terkalsifikasi). Dengan demikian, terbentuklah sentra osifikasi primer di sentra diafisis. Zona osifikasi endokondrium ini akan meluas menuju  ke arah epifisis.

Setelah kelahiran , pusat  osifikasi sekunder terjadi pada kartilago epifisis di kedua  ujung tulang. Beberapa bab tulang mempunyai tualang rawan yang tidak digantikan oleh tulang keras, yaitu kartilago atikular (tulang rawan persendian) dan kartilago  cakram epifisis yang terletak di antara epifisis dengan diafisis.

Sumber: Irnaningtyas. Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.


Sumber http://buntiris.blogspot.com/