Tata Cara Derma Nama Ilmiah Makhluk Hidup Dengan Sistem Binomial Nomenklatur Berdasarkan Carolus Linnaeus
Gambar. Foto Carolus Linnaeus penggagas Sistem Tata Nama Ganda
atau Binomial Nomenklatur
commons.wikimedia.org
Pemberian nama ilmiah pada setiap makhluk hidup bertujuan biar spsies gampang dikenali dan menghindari kesalahpahaman. Nama ilmiah berlaku secara universal. Tidak menyerupai nama lokal di mana spesies akan disebut berbeda di tempat yang berbeda. Jawa Tengah (bahasa jawa) pisang disebut gedang, sedangkan di jawa Barat ( bahasa sujnda ) gedang artinya pepaya. Di Jawa Barat pisang disebut cau, sedangkan dalam bahasa Inggris pisang disebut banana. Nama ilmiah pepaya, yaitu Carica papaya, dan nama ilmiah pisang, yaitu Musa paradisiaca.
Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem donasi nama ilmiah untuk setiap jenis spesies dengan memakai sistem tata nama ganda, yang dinamakan binomial nomenklatur. Pemberian nama spesies memakai dua kata yang mengdeskripsikan organisme tersebut. Sistem tata nama binomial nomenklatur mengikuti beberapa kaidah, yaitu sebagai berikut.
• Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan.
• Terdiri atas dua kata, di mana kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua memakai kata spesies yang spesifik.
• Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar (uppercase), aksara selanjutnnya ditulis dengan aksara kecil (lowercase).
• Nama genus dan nama spesies dicetak mirig (italic) atau digarisbawahi secara terpisah.
• Nama atau akronim nama deskriptor sanggup dituliskan dibelakang nama spesie, dengan memakai aksara tegak dan tanpa garis bawah.
Contoh penulisan nama ilmiah :
• Glycine max Merr atau Glycine max Merr (kedelai). Merr yaitu nama deskriptor ( E. D. Merrill).
• Vicia fabra L atau Vicia faba L (buncis). L merupakan akronim dari Linnaeus.
Sumber http://buntiris.blogspot.com/